Rabu, 30 Oktober 2013

Sosial

Arti dari sebuah Belas Kasihan

Jakarta, yah Jakarta adalah ibu kota Negara tercinta yaitu Indonesia. Banyak penduduk dari seluruh penjuru Indonesia dari  Sabang sampai Merauke bermigrasi ke Ibu Kota Negara ini untuk mengadu nasib mereka  yang konon dibenak mereka Jakarta mudah untuk mencari uang. Tapi pada kenyataan sekarang diantara mereka yang jauh-jauh dari tanah kampung halaman mereka tinggal di pinggiran kota Jakarta karena saat mereka datang ke kota yang satu ini tidak mempunyai keahlian dan akibatnya sebagian  mereka harus berjuang untuk hidup dikerasnya ibu kota. Dan tak luput sebagian pula dari mereka mempertahankan kehidupannya di Jakarta memilih mata pencaharian untuk menjadi seorang pemulung, pengamen, gelandangan, dan bahkan pengemis. Kita bisa melihat sehari-hari dijalan ibu kota bisakah kita menghitung berapa banyaknya pengemis dan pengamen, tentunya sudah tak bisa terhitung lagi.

Tapi sungguh ironi memang di tanah air Indonesia yang katanya tanah surga tapi mengapa sebagian kecil rakyatnya masih mengalami hal yang sedemekian rupa. Apakah masih kurang kekayaan Indonesia untuk bisa mengidupi rakyatnya tercinta, saya rasa tidak. Alasan mengapa hal itu bisa terjadi karena tidak meratanya sumber kekayaan Indonesia untuk rakyatnya. Kembali dalam pembahasan banyaknya orang pinggiran di Ibu kota, terkadang membuat kita merasa iba saat melihatnya. Kadang saya berfikir tak pantas mereka menjadi seperti itu, karena kita semua sama diciptakan sebagai makhluk yang sempurna oleh Allah SWT diantara penduduk bumi lainnya.

Setelah melihat kutipan kisah diatas saya mengambil kesimpulan mungkin hal yang saya alami yaitu rasa belas kasih kepada sesama, apa itu rasa belas kasihan?
Belas kasihan ialah satu kebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian . Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih yang sering diberi milik  kedalaman,kekuatan atau gairah . Lebih kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain. Rasa belas kasih itu merupakan hal yang wajar dan manusiawi, karena manusia itu sendiri ialah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Terakhir kita perlu bersyukur atas nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita baik nikmat lahir maupun batin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar