Arti dari sebuah Belas Kasihan
Jakarta, yah Jakarta adalah ibu kota Negara tercinta yaitu
Indonesia. Banyak penduduk dari seluruh penjuru Indonesia dari Sabang sampai Merauke bermigrasi ke Ibu Kota
Negara ini untuk mengadu nasib mereka
yang konon dibenak mereka Jakarta mudah untuk mencari uang. Tapi pada
kenyataan sekarang diantara mereka yang jauh-jauh dari tanah kampung halaman
mereka tinggal di pinggiran kota Jakarta karena saat mereka datang ke kota yang
satu ini tidak mempunyai keahlian dan akibatnya sebagian mereka harus berjuang untuk hidup dikerasnya
ibu kota. Dan tak luput sebagian pula dari mereka mempertahankan kehidupannya
di Jakarta memilih mata pencaharian untuk menjadi seorang pemulung, pengamen,
gelandangan, dan bahkan pengemis. Kita bisa melihat sehari-hari dijalan ibu
kota bisakah kita menghitung berapa banyaknya pengemis dan pengamen, tentunya
sudah tak bisa terhitung lagi.
Tapi sungguh ironi memang di tanah air Indonesia yang
katanya tanah surga tapi mengapa sebagian kecil rakyatnya masih mengalami hal
yang sedemekian rupa. Apakah masih kurang kekayaan Indonesia untuk bisa
mengidupi rakyatnya tercinta, saya rasa tidak. Alasan mengapa hal itu bisa
terjadi karena tidak meratanya sumber kekayaan Indonesia untuk rakyatnya.
Kembali dalam pembahasan banyaknya orang pinggiran di Ibu kota, terkadang
membuat kita merasa iba saat melihatnya. Kadang saya berfikir tak pantas mereka
menjadi seperti itu, karena kita semua sama diciptakan sebagai makhluk yang
sempurna oleh Allah SWT diantara penduduk bumi lainnya.
Setelah melihat kutipan kisah diatas saya mengambil
kesimpulan mungkin hal yang saya alami yaitu rasa belas kasih kepada sesama,
apa itu rasa belas kasihan?
Belas kasihan ialah satu kebajikan di mana kapasitas
emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai
bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar
dan humanisme dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan
kepribadian . Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif,
seperti individu belas kasih yang sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah . Lebih kuat
dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan
penderitaan orang lain. Rasa belas kasih itu merupakan hal yang wajar dan
manusiawi, karena manusia itu sendiri ialah makhluk sosial yang tidak bisa
hidup sendiri. Terakhir kita perlu bersyukur atas nikmat Allah SWT yang telah
diberikan kepada kita baik nikmat lahir maupun batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar